Pandangan Saya Terhadap Kelebihan dan Kekurangan dari Internship di Jerman oleh Angkatan 2007, Swiss German University

Memiliki kesempatan untuk dapat pergi ke negara yang maju seperti Jerman adalah impian banyak orang. Terlebih jika dapat belajar bahkan bekerja disana. Tak terkecuali saya, impian untuk pergi ke negara tersebut selalu ada di dalam hati dan jiwa saya sejak masa sekolah menengah pertama. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk masuk ke Swiss German University yang memiliki program untuk kuliah sekaligus internship di Jerman selama satu semester. Dengan kuliah, kita akan mendapatkan gelar ganda atau double degree. Lalu, dengan internship di Jerman, diharapkan kita dapat merasakan suasana kerja dunia internasional.

Setelah menjalani program tersebut, saya merasa terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari program tersebut adalah tentunya dapat memberi kita wawasan baru, pengalaman baru dan tentunya rasa syukur yang luar biasa. Kekurangan dari program tersebut yang saya rasakan adalah tidak adanya penempatan lokasi internship bagi mahasiswa sehingga pengalaman kerja yang didapat tidak merata, perhatian yang kurang jelas dari kampus bahkan terkadang terkesan lepas tangan dan munculnya kebiasaan baru yang muncul akibat dari pergaulan dengan lingkungan baru kami.

Hidup di negara maju seperti Jerman seperti hidup di dalam buku ensiklopedia. Banyak teknologi yang tidak pernah kita lihat terlebih rasakan selama di Indonesia, tetapi dapat dengan mudah kita temui dan rasakan disana. Kota-kota yang rapih dan teratur, sarana transportasi yang luar biasa terjaga ketepatan waktunya dan orang-orang yang berjalan cepat adalah hal biasa di Jerman.

Wawasan baru mengenai bentuk menghargai sejarah yaitu, begitu perhatian negara dan masyarakat Jerman terhadap masa lalu mereka dengan membuat banyak sekali museum dan tempat bersejarah yang dirawat dengan baik, rapih, bersih dan selalu ada di buku informasi tur untuk turis. Wawasan baru bahwa alur sekolah di Indonesia sangat membosankan dan monoton, tidak fleksibel dan tidak fokus terhadap kepentingan setiap muridnya seperti di Jerman.

Selanjutnya, program tersebut memberi banyak sekali pengalaman baru. Selama tinggal di Jerman, tentunya akan merasakan pergaulan dan kehidupan keseharian yang luar biasa berbeda dibandingkan di Indonesia. Pertahanan diri terakhir adalah diri sendiri. Hanya dua pilihan, menjaga diri dengan baik atau mengambil resiko untuk, mungkin, menjadi buruk dengan mengikuti pergaulan baru tersebut.

Pengalaman baru mengenai lingkungan kerja pun akan didapatkan. Orang Jerman bekerja cepat, terkadang sulit untuk memahami mengapa kita bekerja dengan tempo yang, menurut mereka, begitu lambat. Pengalaman untuk hidup, bukan sekedar jauh dari rumah, tetapi jauh dari Indonesia. Jarak beribu kilometer yang hanya dapat dicapai lewat udara, membuat kita tidak mudah untuk dapat pulang. Survive, harus bertahan hidup sendiri. Untungnya, di Jerman, semua yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang bisa dilakukan oleh semua. Maksudnya, jika ingin mendapatkan uang dengan mengumpulkan botol, sangat diperbolehkan. Tidak perlu sungkan kepada para pemulung. Pengalaman yang menyadarkan bahwa dunia itu luas. Meskipun Indonesia jauh lebih luas daripada Jerman, dunia lebih luas lagi karena bisa mencakup Indonesia dan Jerman didalamnya.

Rasa syukur itu tak henti saya rasakan dan ucapkan hingga hari ini bahwa saya bisa mendapat kesempatan untuk pergi ke Jerman. Bukan hanya sekedar pergi, tidak cuma berlibur, tetapi bisa hidup, kuliah, bekerja dan mendapatkan rasa luar biasa lainnya disana. Rasa syukur bahwa impian itu bisa diberikan kepada saya karena tidak semua orang bisa mengalami apa yang saya jalani dan tidak semua orang merasakan apa yang saya dapatkan.

Tentunya, setiap keadaan pasti memiliki dua sisi. Seperti program ini, terdapat pula kekurangan dibalik segala kelebihannya. Pada awalnya, saya dan banyak teman mengira bahwa kampus telah memiliki beberapa referensi perusahaan tempat kami dapat melakukan internship di Jerman. Sayangnya, ternyata, jumlah perusahaan rekanan tersebut sangat sedikit sekali dibanding jumlah kami yang pergi untuk internship. Akhirnya, kami harus mencari pekerjaan sendiri dan tidak sedikit dari kami yang butuh waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya, pengalaman kerja di dunia internasional yang didapatkan oleh tiap mahasiswa menjadi berbeda. Tentunya, kami menginginkan pengalaman yang sama karena kami pergi dengan biaya sendiri meskipun standar ijin dari kepergian kami ditentukan oleh tes dari kampus.

Kontrol dan perhatian yang lemah dari kampus adalah kekurangan berikutnya. Respon atas masalah yang terlalu lama, berbelit, rumit dan terkadang malah menimbulkan gosip juga konflik merupakan kekurangan yang besar dari program ini. Seharusnya kampus memberikan kontrol dan perhatian yang kuat dan intens terhadap setiap pribadi mahasiswa yang pergi ke Jerman karena kami jauh dari rumah, Indonesia, dan rumah kami satu-satunya adalah kampus, perwakilan dari kampus yang ada di Jerman. Setiap masalah yang terjadi, tidak jarang harus diselesaikan sendiri oleh setiap pribadi mahasiswa.

Menjadi jauh dari Indonesia sama artinya dengan menjadi jauh dari kehidupan dan kebiasaan timur. Pengaruh pergaulan dan kehidupan barat tentunya sangat mendominasi, inilah kekurangan selanjutnya.  Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, benteng terakhir adalah pribadi masing-masing. Mengikuti pergaulan baik atau buruk tentunya merupakan pilihan dan tanggung jawab masing-masing tetapi alangkah baiknya bila mendapat perhatian dan bimbingan yang cukup.

Dibalik segala kelebihan dan kekurangan program kuliah dan internship di Jerman oleh Swiss German University, seperti yang saya rasakan sebagai angkatan 2007, akan ada pelajaran berharga. Saya berharap, tiap tahun akan terus ada perbaikan kualitas di program ini dan kekurangan yang ada menjadi berkurang. Dalam program ini harus terus ada perbaikan karena program ini adalah pengalaman berharga bagi setiap mahasiswa yang ingin dan telah merasakannya.

Talita Zahrah Fauziyyah

Alumni 2007

Industrial Engineering, Engineering, Swiss German University

 

 

 

23 thoughts on “Pandangan Saya Terhadap Kelebihan dan Kekurangan dari Internship di Jerman oleh Angkatan 2007, Swiss German University

  1. Selamat malam dik Talita, says sangat tertarik
    sekali dengan artikel ini. kebetulan anak saya juga kuliah di SGU BSD dgn fakultas yng sama.

    Like

    1. tidak lebih baik, hanya mengambil sisi positifnya aja. mereka bisa kerja cepat dan minim kesalahan, kenapa tidak kita contoh, kalo sisi jeleknya ya jangan dicontoh.

      Like

    1. Di Jerman. Ada standard gaji yang jelas untuk setiap jenjang, posisi jelas, lingkungan yang penuh tantangan tapi menarik dan berbeda, juga tentu aja karena gajinya dalam EURO jadiiii… bakal banyak deh tabungannya hehe :D

      Like

  2. Saya mau tanya, kira2 saat test bahasa Jerman di SGU biasanya untuk lulus harus kita sudah memiliki kemampuan seperti level B2 atau bisa sedikit di bawahnya ya ? Terima Kasih.

    Like

  3. Halo kak, saya mau tanya nih di Universitas Swiss-German ada jurusan Komputer ga? seperti Teknik Informatika, Sistem Informasi, DLL. ?
    Oh ya klo kuliah di SGU emang harus bisa Bahasa German kak ?
    Thanks

    Like

    1. Ada.. aku punya banyak teman jurusan IT. Ga harus bisa bahasa Jerman kok, karena kita dapat materi kuliah bahasa Jerman (beberapa sks setiap semester). Tapi, harus bisa bahasa Inggris. Saat tes masuk akan ada tes bahasa Inggris dan selama perkuliahan akan menggunakan bahasa Inggris. Semoga membantu, ya.. Good Luck! :)

      Like

  4. wahh jerman benar benar negara impian. saya sangat berharap agar secepatan lulus sma dan bisa melanjutkan kr jerman.

    Like

  5. maaf mau nanya, apakah setelah lulus universitas, kualitas pekerjaan dijerman dibanding indonesia lebih menjanjikan mana(dalam semua perbandingan yang anda tahu). trims.

    Like

    1. Hallo kak ,saya mau bertanya. Kakak masuk ke SGU jalur apa ya kak? Dan jalur lain agar bisa masuk ke SGU apa aja ya kak? Semoga dibalas.

      Like

Leave a comment